loading...

Thursday, April 5, 2018

Deteksi Yamaha Mio J tidak bisa nyala

Rekan-rekan Blog Mania ... berbagi pengalaman kali ini seputar deteksi Yamaha Mio J tidak bisa nyala dengan kronologis sebagai berikut. Pemilik motor mencuci motor dalam keadaan mesin masih panas setelah menempuh perjalanan. Saat akan kembali menyalakan motor, ternyata tidak ada lagi tanda-tanda motor bisa nyala. Walah... sepertinya si empunya motor kebingungan mau bertindak apa.

Lantaran kejadian ini sudah untuk yang kedua kalinya penulis perhatikan, si empunya motor yang masih warga sekitar bengkel tapi bukan langganan... mungkin enggan untuk meminta bantuan. Yup, akhirnya dengan harapan bisa menolong sesama... dengan bermodal satu obeng kembang dan kunci busi tawaran untuk membantu pun diajukan.

Bukannya sok unjuk kemampuan, hanya saja solusi yang dilakukan pemilik Yamaha Mio J sudah tidak masuk akal. Dengan menjemur motor selama beberapa jam dibawah terik matahari, harapannya motor bisa kembali nyala lantaran beberapa hari yang lalu solusinya begitu.

Tanpa debat panjang, langkah pertama untuk mendeteksi Yamaha Mio J tidak bisa nyala setelah cuci motor dilakukan dengan memeriksa keberadaan bahan bakar. Langsung ditimpali oleh pemilik motor bahwasannya bensin dalam keadaan penuh. Ooo... motor injeksinya neguk bensin, tho... hehe, bercanda rekan-rekan (^_^)

Jelas saja langkah pertama adalah memeriksa keberadaan bahan bakar, siapa tahu si empunya motor lupa dan sudah kehabisan bahan bakar. Lanjut dengan mencoba menyalakan motor dengan menekan tombol stater... Walah, kondisi aki sudah tidak mendukung lagi, konon aki kering sudah direparasi dengan mengisi ulang air aki. Terserah, deh...

Sekilas... sepertinya si empunya motor menyangsikan kemampuan mekanik yang lebih dikenal sebagai tukang cat dan airbrush motor ini, hehe (^_^) Hmmm... nggak pa-pa, lanjut dengan membuka cover penutup mesin agar bisa mendapatkan posisi busi untuk dicek kondisinya. Setelah berhasil dilepas, ternyata Yamaha Mio J nya menggunakan busi dengan kode C7HSA dimana kondisi keramik putih dibagian tengahnya sedikit meleleh.

Pengecekan api busi dilakukan dengan mencari sebuah busi bekas dan digunakan untuk menyumpal lubang busi, lalu busi yang akan dites dipasang kembali pada kop busi dan ditempelkan ke massa bodi sembari melakukan slah dengan kick stater. Alhasil, api busi yang keluar terlihat tidak lagi bagus.

Penjelasan pun diberikan kepada pemiliki motor, bahwa besar kemungkin penyebabnya adalah busi. Jadi solusinya adalah mengganti dengan yang baru dengan kode yang direkomendasikan pabrikan yaitu CR6HSA. Maka si empunya motor pun pergi membeli busi dan kembali dengan busi dengan kode C7HSA lagi.

Dari penuturan si empunya motor, kode busi yang digunakan untuk Mio J adalah C7HSA, pabrikan yang membikin busi dengan kode CR6HSA belum didirikan... begitu katanya mengulagi penuturan si penjual onderdil. Walah... mumet (^_^)

Akhirnya si empunya motor di minta untuk pergi ke dealer agar bisa mendapatkan busi dengan kode yang sesuai dengan spek motor. Tau-taunya... kembali lagi dengan busi C7HSA namun kemasannya sudah ada embel-embel Yamaha. Kata mekanik dealer, memang ini busi untuk Yamaha Mio J.

Alamak... nyerah deh (^_^) lalu busi dengan kode C7HSA pun dipasang dengan catatan, sekiranya siempunya motor mengalami kejadian yang sama lagi, silahkan cek kondisi busi dan jangan jemur motor sebagai solusinya, wkwkwk (^_^)

Yup, motor pun bisa nyala kembali hanya dalam sekali engkol atau menggunakan kick stater. Dengan senyum dikulum, mekanik yang lebih sering bergaul dengan pewarna motor alias cat ini pun hanya bisa bersyukur sudah bisa membantu walau belum 100% melakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Sekian dulu rekan-rekan Blog Mania ... semoga ada manfaat dari cerita pengalaman deteksi Yamaha Mio J tidak bisa nyala kali ini dan bisa menjadi referensi kita bersama.

Membuat alat tambal dari setrika

Rekan-rekan... kapok tenan, tobat dan tidak ingin mengulangi lagi menjual perkakas bengkel. Desakan ekonomi beberapa waktu yang lalu membuat keputusan pahit menjual alat tambal ke loakan seharga besi tua dan hanya mampu untuk membeli satu liter beras. Sekarang terpaksa membuat alat tambal lagi dengan sedikit inovasi yaitu menggunakan setrika bekas yang masih berfungsi.

Dulunya... alat tambal yang digunakan adalah alat tambal ban dalam dengan sistem bakar. Harus bermain dengan api dan ribet dalam penggunaan. Sekarang... tinggal colok dan menunggu beberapa menit, elemen setrika langsung panas dan bekerja layaknya tambal bakar. Bicara hasil... sepertinya sama bagusnya malah lebih cepat dari pada harus menggunakan api. Sorry... ini hanya opini pribadi, lho... hehe (^_^)

Lantaran tidak memiliki ilmu dibidang pengelasan, untuk membuat alat tambal dari setrika ini terpaksa menggunakan jasa bengkel las. Biaya yang dikeluarkan sekitar 80 ribuan, tidak termasuk setrika karena perangkat pemanas ini disediakan dari rumah dan dibuatkan kedudukannya sesuai dengan desain yang diminta.

Sayangnya... mungkin lantaran bengkel las rujukan sedang sibuk dan banyak kerjaan, desain yang dipesan tidak sesuai dengan yang diminta. Seharusnya hanya menggunakan satu kaki agar mudah menyelipkan ban dalam saat dipress diatas setrika. Disamping itu, drat yang digunakan tidak ulir kasar dimana dampaknya harus lebih banyak memutar agar bisa menekan sesuai dengan kebutuhan.

Tapi tidak masalah... yang penting alat tambal dari setrika ini berfungsi dengan baik dan sudah langsung mendapatkan tugas begitu sampai di bengkel. Hmmm... ternyata ada hikmahnya juga setelah menjual peralatan tambal sebelumnya. Sekarang pekerjaan menambal ban dalam menjadi lebih simpel dan tidak lagi main api. Pelajaran paling berharga yaitu jangan lagi menjual perkakas bengkel karena suatu waktu bisa dibutuhkan kembali. Lain pasalnya kalau memang betul-betul mendesak.

Sekian dulu rekan-rekan Blog Mania ... semoga bermanfaat dan bisa menjadi referensi kita bersama.

Kabel Gas Alternatif Yamaha Jupiter Z

Rekan-rekan Blog Mania... Kejadian tidak terduga dialami saat motor sudah nyala dan siap untuk geber gas. Eee... tiba-tiba kabel gas Yamaha Jupiter Z tunggangan harian yang kurang terurus, ogah jalan lantaran putus. Apes, mana dompet lagi tipis tapi masih syukur tidak berujung celaka. Keterbatasan dana pun memaksa untuk mencari spare part alternatif dengan harga sesuai kantong, hehe... (^_^)

Sedikit menggunakan akal-akalan agar bisa mencapai toko onderdil terdekat, kabel gas yang sudah putus dikeluarkan dari sarangnya. Alhasil... isi kabel gas ditarik menggunakan tangan agar skep bisa berfungsi sebagai mestinya. Musti hati-hati dan penuh perasaan saat menggunakan teknik akal-akalan ini karena bukaan gas tidak senyaman yang semestinya.

Akhirnya toko onderdil langganan pun berhasil dicapai dan sebuah kabel gas alternatif Yamaha Jupiter Z pun dibawa pulang untuk diganti sendiri. Sempat memperhatikan dengan seksama sebelum pemasangan dan membandingkan dengan bawaan motor... sepertinya spare part alternatif yang dibeli memiliki dimensi yang sama dan langsung klop saat dipasang. Hmmm... lega (^_^)

Bicara soal berapa uang yang harus dibayarkan untuk menebus spare part ini, bawa 2 lembar uang sepuluh ribuan atau selembar uang dua puluh ribuan... masih ada kembalian nya. Lumayan... bisa mengatasi persoalan putusnya kabel gas motor saat dana kurang untuk mendapatkan spare part original.

Thinner Extra Slow Merk Tigris

Rekan-rekan Blog Mania... kali ini mengupas tentang thinner extra slow merk Tigris yang didapat dari toko cat terdekat dengan bengkel. Isinya lebih kurang 1 galon dimana tujuannya untuk pengecatan rangka dan bak mesin. Hmmm... sebenarnya terlalu banyak untuk media yang akan dicat ulang, hanya saja si empunya motor ngotot dengan thinner yang paling bagus... akhirnya pemilik toko cat langganan bengkel pun menyodorkan pengencer cat tersebut.

Tidak banyak petunjuk yang bisa didapatkan pada kemasan thinner berkenaan cara penggunaan. Hanya beberapa informasi penting yang cukup untuk memperjelas fungsinya, diantaranya bisa diaplikasikan untuk pelarut cat Polyurethane atau clear serta dapat digunakan pada cuaca lembab dan menghasilkan gloss yang sangat bagus.

Cuaca yang kurang mendukung saat pengecatan, hujan dan suhu yang rendah ternyata bisa teratasi dengan menggunakan thinner ini. Pengecatan yang dilakukan didalam ruangan bisa terus dilanjutkan tanpa khawatir dengan udara lembab yang mengandung air dan bisa merusak hasil pengecatan. Maklum... tidak punya ruangan khusus pengecatan dan pengeringan, hanya menggunakan ruangan bengkel yang teduh dari guyuran air hujan lalu dikeringkan secara alami dengan suhu ruangan.

Alhasil... pengecatan berjalan lancar setelah kering sempurna esok hari, tidak terjadi persoalan pada hasil akhir pengecatan. Perbedaan yang terasa saat menggunakan thinner ini dibandingkan merk lain yang pernah dicoba pada kondisi pengecatan lembab yaitu : lapisan clear coat tidak kusam saat menutup cat. Sementara untuk thinner murah, lapisan clear coat menjadi seperti berwarna putih bukannya bening jika memaksa untuk mengecat pada suhu rendah dan udara yang lembab.

Sip... lumayan bisa mempersingkat waktu pengecatan dari pada harus menunggu cuaca bagus dengan suhu yang panas. Bicara harga... thinner extra slow merk Tigris ini bisa ditebus dengan 3 lembar uang lima puluh ribuan dan masih ada kembaliannya, hehe... (^_^)

Yup, sedikit lebih mahal dari thinner yang biasa digunakan dibengkel selama ini hanya saja semua bahan cat disediakan oleh si empunya motor, jadi tidak ngaruh... upah tetap sama, hahaha... (^_^)

Trus... extra slow itu maksudnya apa? Hmmm... waktu keringnya yang lambat, kelebihannya akan terasa saat pengecatan pada suhu udara panas. Lapisan cat maupun clear tidak segera kering sehingga lapisan gloss tidak rusak oleh debu/partikel cat saat menyemprot bagian lain pada bidang yang sama. Bagi yang sering mengecat sendiri, bakal paham beda thinner yang cepat kering dengan lambat kering (^_^)

Kabel Spul Pengapian Yamaha Vega R Putus

Rekan-rekan... berbagi pengalaman kali ini seputar kelistrikan sepeda motor, dimana kabel spul pengapian Yamaha Vega R lawas, putus dan mengakibatkan mesin tidak bisa nyala sama sekali.

Gejala awalnya terdengar suara kasar pada bagian bak magnet, setelah beberapa saat... putaran mesin menjadi ngaco dan tidak langsam dengan baik. Meski masih bisa jalan namun tenaga motor tidak keluar sempurna dan akhirnya mati total.

Sempat dibikin bingung lantaran kejadian ini termasuk jarang ditemui. Langkah awal dalam mencari sumber masalah adalah melepas busi dan mengecek percikan bunga api yang dihasilkan dari spul dan diteruskan ke CDI lalu menuju koil dan sampai ke busi.

Anehnya pada saat pengecekan, bunga api dari busi tidak ada. Hmmm... sepertinya koil yang bermasalah. Namun saat dilakukan dengan cara sederhana yaitu mendekatkan ujung kabel koil ke massa bodi sembari kontak nyala dan motor dislah dengan kick starter... ternyata arus tegangan tinggi terlihat jelas menyambar. Byiuuh... jangan-jangan, busi yang koit?

Keputusan untuk mengganti busi pun diambil dan percikan bunga api tegangan tinggi terlihat normal. Walah... busi, tho... penyebabnya. Namun setelah motor digunakan beberapa saat, kejadian yang sama pun terulang kembali. mesin ngadat dan mati total, tidak ada lagi tanda aliran arus listrik bahkan saat pengecekan kabel yang berasal spul.

Dengan prediksi spul sudah tamat, bak magnet pun dilepas dan ternyata penyebab tidak adanya arus listrik lantaran salah satu kabel dari spul pengapian sudah putus. Lho... kok bisa?

Disini kesimpulan bahwa kejadian ini termasuk jarang ditemui untuk motor harian biasa, spul pengapian Yamaha Vega R lawas yang menganut sistem AC... sudah mendapatkan sentuhan modifikasi dengan membuang spul penerangan dan pengisian. So... spul botak bin plontos dan hanya tersisa spul pengapian yang akan diteruskan ke CDI.


Pemicu putusnya kabel, lantaran kedudukan spul pengapian sudah dilas dan bagian yang terlihat pada gambar diatas... terlepas. Hmmm... ternyata ini lah yang menimbulkan suara kasar sebelumnya, dimana spul pengapian bergesekan dengan magnet dan membuat kabel putus.

Yup... dengan bantuan solder, kabel pun terpasang kembali dan semua komponen yang dibongkar pun dirakit sebagaimana mestinya. Alhasil... motor kembali nyala dengan normal. Walah, beruntung nggak jadi beli spul dimana harganya lumayan menguras kantong, hehe... (^_^)

Sekian dulu rekan-rekan, sesi berbagi pengalaman kali. Terus ikuti Blog Mania... kita akan akan tetap berbagi banyak pengalaman lainnya seputar sepeda motor.

Soda api untuk menghilangkan cat

Rekan-rekan... melanjutkan aktivitas dibengkel dalam rangka pengecatan ulang sasis atau frame Kawasaki Ninja 150 R yang sudah dipreteli, sekarang kita bahas sedikit tentang soda api untuk menghilangkan cat yang akan digunakan sebagai pembantu proses mengerok cat lama.

Soda api atau paint remover yang digunakan kali ini yaitu NEOREVER dan disediakan oleh si empunya motor. Larutan yang berfungsi untuk mengelupas cat ini, menurut keterangan yang terdapat pada bagian belakang kemasan kaleng... efektif untuk menghilangkan berbagai jenis cat tanpa merusak permukaan benda, dimana media yang akan kita pakai adalah rangka motor dan terbuat dari logam.

Soda api NEOREVER dengan berat bersih 1 kg ini, sepertinya cukup untuk mengelupas cat lama pada rangka Kawasaki Ninja yang menjadi target penggunaannya. Berkenaan cara aplikasinya, pada kemasan sudah ditambahkan dibagian belakang dengan jelas. Hanya saja untuk keterangan type # 100 yang terdapat pada bagian depan, hmmm... kurang paham dan tidak bisa ngomong banyak soal yang satu ini, hehe... (^_^)

Lanjut... sedikit gambaran dalam menggunakannya sesuai petunjuk pada kemasan kaleng, hendaknya larutan soda api dituangkan ke wadah plastik keras dan gunakan kuas sebagai alat bantu mengoleskan ke rangka motor. Nah... jika menggunakan wadah plastik lunak seperti botol bekas minuman mineral, maka wadah plastik menjadi lunak bin lembek, wkwkwk (^_^)

Jika terkena kulit, larutan pengelupas cat ini terasa panas namun bisa diatasi segera dengan air. So... memang lebih baik menggunakan pelindung tangan atau sarung tangan agar aman dalam bekerja. Yup, sekian dulu rekan-rekan... semoga bisa menjadi referensi kita bersama.

Tips mengunci mur as lengan ayun sepeda motor

Rekan-rekan... berbagi pengalaman dibengkel kali ini, kita bahas tentang tips mengunci mur as lengan ayun sepeda motor. Lha... ini kan mudah? kenapa harus dibahas juga?

Hmmm... sepertinya tidak begitu, rekan-rekan. Meski hanya sebatas mengunci satu buah mur yang pada dasarnya pekerjaan mudah dan tidak repot tapi ada beberapa hal penting dibalik semua itu. Pengalaman kali ini saat  melepas atau membuka mur as lengan ayun Kawasaki Ninja 150 R, dimana keringat jadi mengalir deras lantaran upaya melepas mur yang sangat kuat terpasang alias ngunci.

Sempat kesal karena seharusnya tidak harus menemukan kejadian seperti ini jika tips mengencangkan atau mengunci mur as lengan ayun... dipahami oleh yang memasang sebelumnya. Walah... kesel nih, hehe... (^_^)

Jujur saja memang bikin kesal, rekan-rekan... memasang mur as lengan ayun, seharusnya tidak menggunakan tenaga gajah dan tidak harus sekencang mungkin. Meski tidak memiliki kunci momen dan tidak paham apa itu momen, setidaknya perasaan dan logika juga harus dipakai.

Mur yang pasang sekuat tenaga bakal membuat susah saat dibuka kembali, disisi lain untuk beberapa jenis sepeda motor yang konstruksi pemasangan nya berbeda, bisa membuat fungsi sokbreker belakang menjadi kurang maksimal. Aah... mosok?

Bener lho... ogah sebut merk dan tipe motor yang dimaksud, pada dasarnya untuk lengan ayun dengan desain yang beda dengan Kawasaki Ninja 150 R yang ditemui dibengkel kali ini... lengan ayun akan mengapit kuat jika mur dikunci terlalu kuat dan lengan ayun turut terkunci. Ujung-ujungnya... sokbreker belakang tidak meredam kejutan lantaran lengan ayun tidak lagi berayun, hehehe... (^_^)

Intinya... saat mengunci mur as lengan ayun, gunakan perasaan dan logika meski tidak menggunakan peralatan yang tepat namun jangan pula terlalu longgar karena mur bisa lepas karena getaran. Pokoknya... pakai perasaan dan logika, hahaha...

Baca juga :

Deteksi Yamaha Mio J tidak bisa nyala